Makanan tersedia dalam beragam bentuk dan sajian, ada yang masih mentah atau olahan, ada yang berharga murah meriah ada juga yang mahal bukan kepalang. Namun tahukah Anda bahwa ada sebagian makanan kita yang MENGANDUNG RACUN yang sangat berbahaya bagi tubuh kita, dan seringkali hal tersebut tidak kita sadari.
Lebih tepatnya setiap makanan yang sudah tersaji di meja makan yang ada di rumah kita, atau makanan yang dijajakan oleh pedagang di pinggir jalan, bahkan yang dihidangkan di hotel dan restoran berbintang, umumnya mengandung zat aditif tertentu dengan fungsi tertentu.
Apakah zat aditif dalam makanan itu dan kenapa bisa menimbulkan datangnya penyakit2 yang mematikan?
Berikut adalah Jenis-Jenis Racun Pada Makanan Yang Kita Makan Sehari-hari:
1. Sakarin (Saccharin)
Sakarin adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan sangat manis, kira-kira 550 kali lebih manis dari pada gula biasa. Oleh karena itu ia sangat populer dipakai sebagai bahan pengganti gula. Tikus-tikus percobaan yang diberi makan 5% sakarin selama lebih dari 2 tahun, menunjukkan kanker mukosa kandung kemih (dosisnya kira-kira setara 175 gram sakarin sehari untuk orang dewasa seumur hidup). Sakarin memang terbukti meningkatkan derajat kejadian kanker kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai, khususnya pada kaum laki-laki.
Food and Drug Administation (FDA) Amerika menganjurkan untuk membatasi penggunaan sakarin hanya bagi para penderita kencing manis dan obesitas. Dan dosisnya tidak boleh melampaui 1 gram setiap harinya. Sakarin biasa terdapat pada minuman2 penambah stamina yang banyak dipasaran dengan harga murah.
2. Siklamat (Cyclamate)
Siklamat adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan kira-kira 30 kali lebih manis dari pada gula tebu (dengan kadar siklamat kira-kira 0,17%). Bilamana kadar larutan dinaikkan sampai dengan 0,5%, maka akan terasa getir dan pahit. Siklamat dengan kadar 200 mg per ml dalam medium biakan sel leukosit dan monolayer manusia (in vitro) dapat mengakibatkan kromosom sel-sel tersebut pecah. Di Inggris penggunaan siklamat untuk makanan dan minuman sudah dilarang, demikian pula di beberapa negara Eropa dan Amerika Serikat.
3. Nitrosamin
Sodium nitrit adalah bahan kristal yang tak berwama atau sedikit semu kuning. Ia dapat berbentuk sebagai bubuk, butir-butir atau bongkahan dan tidak berbau. Garam ini sangat digemari, antara lain untuk mempertahankan warna asli daging serta memberikan aroma yang khas seperti sosis, keju, kornet, dendeng, ham, dan lain-lain.
Sodium nitrit adalah precursor (pencetus) dari nitrosamines, dan nitrosammes sudah dibuktikan bersifat karsinogenik (penyebab kanker) pada berbagai jenis hewan percobaan. Makanan bayi sama sekali dilarang mengandung sodium nitrit.
4. Zat Pewarna Sintetis
Dari hasil pengamatan di pasar-pasar ditemukan 5 zat pewarna sintetis yang paling banyak digemari di Indonesia adalah warna merah, kuning, jingga, hijau dan coklat. Dua dari lima zat pewarna tersebut, yaitu merah dan kuning adalah Rhodamine-B dan metanil yellow. Kedua zat pewarna ini termasuk golongan zat pewarna industri untuk mewarnai kertas, tekstil, cat, kulit dsb. dan bukan untuk makanan dan minuman.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kedua zat warna tersebut kepada tikus dan mencit mengakibatkan limfoma. Waspada pada warna merah terang yang terdapat dalam terasi, kerupuk, sirup, lipstik, permen, obat, saus, dan aneka jajanan anak, sebab ada kemungkinan berasan dari Rhodamin B.
Pewarna kuning terang dari Tartrazine (E 102) yang biasa digunakan untuk es krim, pasta, kentang, jelly, manisan, dsb., ternyata juga bisa memicu asma, hiperaktivitas dan menimbulkan defisit mineral seng dalam tubuh. Selain itu, boraks, juga merupakan zat pewarna favorit yang sering digunakan oleh produsen makanan.
5. Monosodium Glutamat (MSG)
Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin atau mecin adalah penyedap masakan dan sangat populer di kalangan para ibu rumah tangga, warung nasi dan rumah makan. Hampir setiap jenis makanan masa kini dari mulai camilan untuk anak-anak seperti chiki dan sejenisnya, mie bakso, mie instant, Chinese food sampai makanan tradisional sayur asam, lodeh, dan bahkan sebagian besar masakan Padang sudah dibubuhi MSG atau vetsin.
Pada hewaan percobaan, MSG dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi sel, sehingga mengakibatkan kebutaan, kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak, dan merusak jaringan lemak.
Di pedalaman Kalimantan, vetsin sering digunakan sebagai racun untuk membunuh hama babi hutan yang sering memakan tanaman yang di tanam di kebun. Caranya adalah dengan memasukkan vetsin sebanyak mungkin ke dalam buah mentimun. Dan babi hutan yang memakan mentimun tersebut akan keracunan hingga mati.
6. Zat Pengawet Sintetis
Zat pengawet makanan memiliki sifat antimikroba, seperti sulfit dioksida, sulfur dioksida, garam nitrat, asam sorbat, dan sebagainya. Adapun beberapa zat pengawet sintetis makanan yang direkomendasikan Departemen Kesehatan antara lain: asam benzoat, kalium nitrat, dan kalsium bisulfat. Beberapa zat pengawet yang dilarang seperti: dietilpirokarbonat (DEP), nitrofuran, kloroform, dan sebagainya. Hal yang sangat membahayakan adalah ternyata berbagai zat pengawet non pangan seperti: formalin dan boraks sudah banyak digunakan dalam pembuatan dan pengolahan jenis makanan tertentu.
Formalin antara lain digunakan dalam pembuatan, pengolahan atau penyimpanan mie basah, tahu, bakso, ikan dan udang basah, ikan asin, ayam potong, dsb. Padahal bila terserap dalam sistem pencernaan, formalin berpotensi besar menimbulkan gangguan terhadap organ kulit, mata, hidung, saluran pernafasan, saluran pencernaan, hati, saraf, paru-paru, ginjal dan organ reproduksi.
Formalin atau formaldehida sebenarnya memiliki kegunaan untuk pembersih lantai, kapal, gudang dan pakaian. Selain itu sering dipakai dalam membalsem untuk mematikan bakteri sehingga menjadikan mayat atau bangkai awet dan tahan lama. Zat pengawet non pangan lainnya yaitu boraks, sifatnya memperbaiki tekstur dan tampilan makanan seperti bakso, lontong, ketupat, mi basah, kecap, masakan Padang (masakan yang banyak menggunakan santan, agar tidak cepat basi), dsb. Boraks atau asam borat biasanya digunakan untuk bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu dan pembasmi kecoa. Apa jadinya jika melalui semangkok bakso berisi boraks & formalin masuk ke dalam tubuh ?
Itulah Jenis-jenis Racun Pada Makanan yang tidak kita sadari. Bahan-bahan tersebut sebenarnya diperlukan untuk menambah rasa, memberi warna, melembutkan tekstur dan mengawetkan makanan. Dengan memanfaatkan beragam zat aditif memang makanan menjadi lebih berasa, bisa lebih gurih atau lebih manis; penampilan makanan pun menjadi makin berwarna, mulai merah, hijau, biru, kuning, putih, coklat, dan sebagainya, warna apa saja bisa, tentu saja menjadi semakin menggiurkan; bahkan ketika dicicipi makanan pun akan menjadi lebih lembut dan renyah. Hal yang paling penting, makanan bisa bertahan lebih lama.
Disamping zat pengawet, pewarna, pemanis, penyedap rasa, masih ada lagi zat emulsi yang berbahan lemak dan air; penstabil dan pemekat, peningkat nutrisi dan pengembang kue, serta banyak lagi jenis-jenis zat aditif buatan yang ditambahkan ke dalam makanan. Zat aditif buatan tersebut peranannya kini semakin menggeser kedudukan zat aditif alami. Sebagai contoh untuk pemanis makanan, peranan gula pasir, gula aren, atau madu mulai digeser sakarin, dulsin, siklamat, aspartam dan sorbitol.
Dan dibalik dari berbagai kegunaannya tersebut, tersimpan banyak kerugian, terutama dampak bahayanya bagi kesehatan. Belum lagi jenis racun lainnya seperti: pestisida, kuman, bakteri, virus, jamur, dll.
Bagi Anda yang mengutamakan kesehatan, mulai berhati-hatilah dalam memilih makanan yang akan kita makan. Pastikan makanan Anda aman dan bebas dari Racun atau zat kimia berbahaya tadi.
Marilah kita bagikan informasi penting ini kepada semua sahabat & kerabat yg kita kasihi…
Baca juga beberapa catatan penting berikut ini:
- Benarkah Gula Diet atau Pemanis Buatan Aman Bagi Penderita Diabetes?
- Melonjaknya Angka Pengidap Kanker di Asia.
- Liputan6.com: Jebakan Gorengan Berbumbu Plastik
- Akan Terjadi Lonjakan Penderita Kanker di Indonesia.
- Ternyata Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Kanker, Alzheimer, dan Memperparah Diabetes.
- Bahayanya… Jika Anda Mengira Semua Dokter Adalah Pakar Kesehatan.